Debut Sekaring Jagad di Surabaya
Gombloh Ada Disitu Pada Rentang Waktu Lalu
Taman
Hiburan Remaja (THR) memang tak lagi seperti dulu. Entah karena selera
manajemen yang menurun atau memang terhambat oleh selera pasar yang
identik dengan genre musik melayu masa kini, THR sekarang menjadi
muram. Kalaupun ada konser, mungkin dangdut, elekton atau sulap.
Adakalanya band-band pelajar unjuk gigi di tempat itu, namun itupun
sangat jarang, padahal, dekade 80-90an THR akrab sebagai tempat unjuk
gigi band-band besar nasional maupun lokal. Sebut saja Flowers, Grass
Rock, Power Metal, dan tentu saja Gombloh. Konon, awal 80an Gombloh
kerap tampil di THR untuk melegakan dahaga masyarakat Surabaya akan
musik-musiknya yang melegenda.
Even
dimulai jam 19.00 dan Sekaring Jagad ada dalam daftar penampil
terakhir. Ketika disana, Sekaring Jagad sepanggung dengan beberapa band
tribute yang kami lupa namanya, dan mereka membawa kelompok
penggemarnya. Tiga band yang tampil bersama kami adalah band Tribute to Boomerang, Tribute to Endank Soekamti serta Tribute to MR.Big. Semuanya lebur dalam nyanyian dan musikalitas para penampil saat itu.
Sekaring
Jagad pada kesempatan itu membawakan 4 lagu karangan Gombloh, yakni
Kugadaikan Cintaku, Hong Wilaheng Sekaring Bawono Langgeng, Berita Cuaca
dan Apel. Saat itu Sekaring Jagad masih dalam format 4 personil, yakni
Tato Tara (gitar), Guruh Dimas Nugraha (vokal), Franky Mundu (bass) dan
Eka Kris (drum). Penampilan Sekaring Jagad pertama kali di THR mendapat
sambutan cukup positif dari kalangan penikmat musik, termasuk Boomers
Fans Club yang notabene band idola mereka, Boomerang, pernah juga
membawakan lagu Gombloh yang berjudul 'Berita Cuaca'
Penampilan
Sekaring Jagad untuk pertama kali dalam anggapan orang mungkin biasa,
namun bagi Sekaring Jagad sendiri, tidak ada yang lebih membuat kami
bangga hingga menitikkan air mata, mengingat idola kami, Gombloh, dahulu
pernah tampil di sebuah panggung yang sama, dan melagukan lagu-lagu
yang juga kami bawakan. Entahlah, namun perasaan itu tetap hinggap di
hati hingga kini. Bahwa untuk pertama kali kami tampil dan menikmati
haru biru, juga jejak kaki sang maestro masih hangat disitu, di rentang
waktu lalu.
Comments
Post a Comment